Sabtu, 27 Maret 2010

Korban PHK punya omset 8milyar per tahun?

BERKEMBANG PESAT: Siswati menunjukkan alat permainan edukatif yang diproduksi CV Putra Putri.


Pemutusan hubungan kerja (PHK) tak selamanya pahit.Lihat saja Siswati.PHK justru menuntunnya menjadi pengusaha sukses di bidang alat permainan edukatif anak usia dini.

TAHUN 2005 menjadi tahun tak terlupakan bagi Siswati. Pada tahun tersebut dia bersama 12 rekannya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari PT Mentari Toy, tempatnya bekerja. Perusahaan mainan di daerah Jombang, Jawa Timur itu terpaksa melepas Siswati dan kawan-kawan lantaran gulung tikar. Siswati pun nyaris putus asa. Apalagi sewaktu terkena PHK, usianya bersama 12 rekan sudah tidak muda lagi,rata-rata 40 tahun. ”Di usia 40 tahun,mana ada perusahaan yang mau menerima kami bekerja,” Siswati bercerita.

Di tengah keputusasaan,secercah harap untuk dapat kembali meraih masa depan yang lebih baik terkuak. Ibu empat anak tersebut mendapat tawaran dari seorang pejabat di Jombang bekerja sama membuat mainan edukatif. Bersama 12 rekan-rekannya yang terkena PHK, Siswati pun menjalin kerja sama tersebut. Terlebih pejabat asal Jombang tersebut menawarkan beberapa kemudahan. Sayang,entah mungkin karena belum rezeki,di tengah jalan kerja sama itu terhenti. Siswati kembali menemui persoalan pelik. Buntut kerja sama yang terputus di tengah jalan, dia dan rekan-rekannya harus menanggung sejumlah utang.

”Kesabaran kami benar-benar diuji saat itu,”katanya. Di tengah cobaan tersebut, pertolongan ternyata tetap saja datang.Rekan atasannya sewaktu di PT Mentari Toy menawarinya mendirikan perusahaan permainan edukatif agar utang yang ditanggungnya dapat terbayar. Dengan modal pinjaman, Siswati dan dua temannya mengawali upaya mendirikan perusahaan dengan menjadi distributor mainan dari kayu, plastik, dan besi. “Saat itu kami belum memproduksi, tetapi memesan barang dari Jateng dan Jatim,”katanya. Usaha distributor mainan ditekuninya hingga satu setengah tahun. Selama menjalankan usahanya sebagai distributor, pasar merespons dengan baik.

Barangbarang yang diambil dari wilayah Jatim dan Jateng tersebut selalu habis terjual. Merasa ilmu dalam bisnis mainan telah lengkap diperoleh,Siswati bersama sejumlah temannya yang terkena PHK pada 2007 mendirikan CV Putra Putri dengan modal Rp40 juta. Beberapa kawan mantan pekerja PT Mentari Toy juga diajak ikut serta. Tak butuh waktu lama bagi CV Putra Putri yang memproduksi permainan edukatif untuk berkembang pesat. Pesanan satu demi satu berdatangan, hingga jumlahnya ribuan.Omzet perusahaannya meningkat dari tahun ke tahun. Jika pada awal-awal pendirian omzetnya masih berada di kisaran Rp1-2 miliar per tahun,pada 2009 omzet perusahaannya telah mencapai Rp8 miliar per tahun.

Penambahan omzet yang demikian besar itu menurut Siswati karena dalam tempo waktu tiga bulan terakhir pada 2009, perusahaannya mendapat order dari 18 kabupaten di Indonesia. ”Semua berjalan demikian cepat. Saya sendiri tak mengira kalau perusahaan yang bisa dikatakan industri rumahan bisa seperti sekarang,”kata Siswati. Kini produksi mainan edukatif CV Putra Putri dengan merek dagang Papoe (singkatan dari putra dan poetri) telah merambah 33 provinsi di Indonesia. Dari Sabang di Aceh sampai Merauke di Jayapura.

Pabriknya yang berdiri di atas lahan seluas 1.500 meter persegi di Desa Kembangbunder, Jombang, setiap bulan telah mampu memproduksi hingga 513 jenis mainan edukatif untuk anak di usia emas (golden age),0-4 tahun.CV Putra Putri juga menampung pekerja yang sebagian besar dari warga sekitar, ditambah beberapa pekerja mantan karyawan PT Mentari Toy. Atas prestasi itu, banyak penghargaan yang diterima Siswati.Perusahaannya kerap menjadi contoh pembuatan alat edukatif yang ramah lingkungan, memerhatikan aspek kesehatan, dan tidak membahayakan untuk anak balita.

”Pelatihan-pelatihan yang saya dapatkan membantu saya membuat mainan yang memperhatikan standar keselamatan dan keamanan. Semua bahan yang kami gunakan aman dan tidak mengandung racun,”ungkapnya. Dia juga dipercaya menerima pinjaman bank sebesar Rp125 juta dari BNI.Jumlahnya terus meningkat hingga kini menjadi Rp150 juta. Siswati memilih BNI karena mutu pelayanan dan suku bunganya yang kompetitif. Namun,tak selamanya roda bisnis CV Putra Putri berjalan mulus. Nah, situasi yang paling sulit dihadapi Siswati adalah penjiplakan yang dilakukan perusahaan lain terhadap Papoe, brand produk CV Putra Putri.Penjiplakan hasil karya ini,menurut Siswati, sudah cukup mencemaskan.

”Banyak komplain ke kami bahwa produk bikinan Jombang kurang baik.Padahal, setelah kami selidiki,ternyata produk itu dari daerah lain,”katanya. Ironisnya, tak banyak pilihan bagi Siswati untuk keluar dari masalah ini. Untuk mendaftarkan hasil karyanya, setiap item dikenai biaya registrasi Rp600.000. Bisa dibayangkan, berapadanayangharus dikeluarkan CV Putra Putri untuk mematenkan ratusan jenis mainannya. Ini belum termasuk empat jenis mainan baru yang setiap bulan diciptakan CV Putra Putri.”Kesadaran penghargaan terhadap karya orang lain masih minim,”katanya. Tantangan lain datang dari kemunculan perusahaan-perusahaan sejenis.

Banyak perusahaan baru menawarkan harga jual lebih rendah sehingga merusak harga pasar.Serbuan produk murah dari China meski tidak terlalu berpengaruh signifikan juga menjadi ujian lainnya. Meski tantangan dan cobaan sepertinya tak pernah berhenti mendera,istri seorang dosen di sebuah universitas di Kota Malang tersebut tetap tegar. Salah satu pendorong semangatnya adalah obsesi mulia untuk memberi pekerjaan bagi banyak orang.“Kami berobsesi bisa menampung 1.000 karyawan dari tempat saya bekerja dulu (Mentari Toy),”katanya. Siswati juga ingin wilayah pemasaran usahanya tidak hanya di dalam negeri.Ke depan dia ingin produk Papoe bisa diekspor ke luar negeri.

Dia mengatakan, ada beberapa pihak yang sudah menjajaki untuk mengekspor produknya.” Mudah-mudahan dalam waktu dekat, produk saya juga bisa dijual ke luar negeri,”harapnya. Cita-cita mulia lainnya adalah keinginannya mendirikan anak usaha dari bidang yang digelutinya saat ini. Siswati ingin membuat perusahaan ekspedisi. Perusahaan ekspedisi akan turut membantu memperlancar distribusi barang. Usaha ekspedisi diakuinya juga punya prospek cerah. ”Dengan adanya usaha tersebut, saya harap dapat kembali mengentaskan pengangguran di wilayah sekitar,”katanya. Tak berhenti di sini, cita-cita mulia Siswati masih berderet antara lain mendirikan sekolah untuk anak usia dini dengan standar tinggi.

Dia ingin anak-anak di Jombang, khususnya di sekitar perusahaannya, berdiri menjadi anak cerdas, mampu meraih cita-cita setinggi langit.Begitulah Siswati,perempuan pengusaha asal Jombang, yang senantiasa tak bisa lepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang ibu, turut membesarkan dan mendidik anak-anak Indonesia.


sumber : KASKUS

Rabu, 10 Maret 2010

Indonesia Dicoret, Selamat Tinggal Piala Dunia

JAKARTA, KOMPAS.com*- Federasi sepak bola dunia (FIFA) mencoret keikutsertaan Indonesia sebagai peserta bidding Piala Dunia 2022 karena dianggap tidak memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan.

Sekjen PSSI Nugraha Besoes tidak mengelak jika Indonesia dicoret FIFA dalam keikutsertaannya pada bidding pelaksanaan olahraga terpopuler di dunia itu. "Saya sudah mendengar informasi itu. Saat ini kami hanya menunggu sikap pasti dari FIFA saja," katanya saat dikonfirmasi oleh Antara.

Menurutnya, PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola di Indonesia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meloloskan pada proses bidding Piala Dunia 2022. Namun demikian, ada beberapa persyaratan keikutsertaan bidding yang belum terpenuhi hingga batas yang ditetapkan FIFA berakhir. Sesuai dengan keputusan FIFA, batas akhir pemenuhan persyaratan bidding adalah tanggal 9 Februari 2010 lalu.

Indonesia dicoret menjadi peserta bidding Piala Dunia 2022 karena tidak mendapatkan dukungan dan jaminan dari pemerintah. Padahal, dukungan dan jaminan dari pemerintah merupakan syarat yang harus terpenuhi.

Dukungan dari pemerintah yang dibutuhkan termasuk dukungan dari sembilan departemen itu di antaranya, Departemen Imigrasi, Perhubungan, Keuangan, Luar Negeri, Hukum dan HAM, Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata, Komunikasi dan Informasi, serta Departemen Pertahanan.

Pada tahapan bidding, Indonesia sudah masuk tahap 14 dari 19 tahap yang harus dijalani. Setelah mengumpulkan dukungan dari pemerintah yang seharusnya 9 Februari lalu, selanjutnya menuju assessment pada 14 Mei mendatang. Proses bidding selesai ketika FIFA memutuskan status tuan rumah pada Desember tahun ini.

Dalam bidding tersebut, Indonesia seharusnya bersaing dengan 10 negera menyusul mundurnya Meksiko. Sepuluh negara itu adalah Australia, Inggris, Belgia, Belanda, Korea, Jepang, Amerika Serikat, Rusia, Spanyol dan Portugal, serta Qatar.

Sumber :
http://m.kompas.com/news/read/data/2010.03.10.08294818

Senin, 08 Februari 2010

Bali Pasang Patung Soekarno Senilai Rp 1 M


VIVAnews -- Patung bergambar Soekarno berbahan perunggu dengan tinggi sembilan meter akan dipasang di kawasan Banjar Manca Warna, Desa Tampasiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Pemasangan ini akan dilakukan pertepatan dengan hari ulang tahun Soekarno pada 6 Juni mendatang. Patung yang menelan biaya sekitar lebih dari Rp1 miliar dibuat seorang pematung asal Bali yaitu Nyoman Nuarta di Bandung dan direncanakan selesai pada April mendatang. "Patung ini tingginya sembilan meter menunjukkan angka tertinggi bagi masyarakat Bali dan dasarnya dibuat tingginya 1,7 meter menunjukkan 17 Agustus. Ini adalah patung pertama di Bali," jelas Presiden The Soekarno Center, Ngurah Arya Wedakarna, Minggu, 7 Februari 2010. Dipilih Tampaksiring sebagai penempatan patung ini karena dilihat dari sejarah, wilayah ini sangat mempengaruhi bangsa ini dengan gaya Indonesia. "Istana Tampaksiring ini adalah satu-satunya lima dari istana yang murni bangunan Indonesia, sementara yang lainnya merupakan warisan kolonial Belanda," kata dia. Patung tidak ditempatkan di dalam istana karena Bung Karno menjaga dari luar kawasan Tampaksiring. Wedakarna menginginkan jika ada masyarakat yang datang, tak hanya melihat istana atau air mancur saja melainkan ada musem Soekarno yang menyediakan buku-buku kuno serta dokumen-dokumen tentang perjuangan dulu. Museum sendiri kini telah berdiri menempati bangunan seluas 10 are dengan luas tanah seluruhnya sekitar 50 are. Bahkan ke depan, dia berambisi untuk membangun Internasional Hospital of Soekarno dan Institute Politic Soekarno yang akan berdiri di salaha satu kabupaten di Bali. "Saya ingin untuk pembangunan RS, standar yang ditetapkan adalah luasnya lima kali dari RS Sanglah dan tentunya untuk biaya harus lebih murah," tegas politisi yang juga mantan model remaja ini. Investornya sudah ada yaitu dari Cina dan Taiwan dan untuk rencana jangka menengah mendirikan universitas bertaraf internasional untuk memfasilitasi warga asing yang ingin memperlajari ajaran Bung Karno.

Minggu, 07 Februari 2010

Simon Cowell sukses berkarir walau putus sekolah


Bagi penggemar acara kontes olah bakat bernyanyi "American Idol," siapa sih yang tidak mengenal nama di atas? Berpenghasilan sedikitnya US$75 juta per tahun, produser sejumlah acara olah bakat itu ternyata drop out dari sekolah di usia 16 tahun.

Namun, situasi itu tidak membuat Cowell putus harapan. Pria yang kini berusia 50 tahun itu sempat bekerja sebagai pengantar surat di perusahaan rekaman terkemuka, EMI.

Di usia 23 tahun, Cowell mencoba membuat perusahaan rekaman, yang dia beri nama Fanfare. Namun, nama Cowell mulai mendunia saat dia menjadi juri yang terkenal sinis dan jarang memberi pujian kepada para peserta dalam acara American Idol sejak 2001.

Setelah hampir sepuluh tahun jadi juri, Cowell tahun depan memutuskan pensiun dari American Idol. Dia lebih memilih mengelola acaranya sendiri, The X Factor, yang merupakan kontes olah bakat bernyanyi dan menghibur.

Selasa, 02 Februari 2010

ribuan HONDA city ditarik


JAKARTA - Penarikan kembali (recall) produk automotif akhirnya juga terjadi di Indonesia. PT Honda Prospect Motor selaku distributor mobil Honda di Indonesia, kemarin, mengumumkan rencana penarikan kembali 3.240 Honda City.

Rencana penarikan kembali itu disampaikan beberapa saat setelah Honda Prospect Motor memastikan tidak akan me-recall Honda Jazz dari pasar Indonesia. ”Honda City yang dimaksud (di-recall) adalah buatan 2007 dan 2008,” ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual Honda Prospect Motor Jonfis Fandy di Jakarta kemarin.

Komponen tombol jendela (masterswitch power window) pada sejumlah Honda City di Indonesia ternyata sama dengan komponen yang bermasalah seperti diumumkan Honda Motor Co. “Honda Jepang sudah meminta kami untuk melakukan pengecekan.Hasilnya, Honda Jazz di Indonesia aman,tapi untuk Honda City, tampaknya harus di-recall,”papar Jonfis.

Honda Motor Co, Jumat lalu (29/1), mengumumkan penarikan kembali 646.000 Honda Jazz atau yang di beberapa negara dikenal dengan Honda Fit akibat cacat produksi pada tombol jendela.Cacat produksi itu bisa mengakibatkan hubungan arus pendek sehingga berpotensi menimbulkan kebakaran. Amerika Serikat (AS) resmi menarik sekitar 140.000 mobil Honda. Inggris juga menyatakan akan menarik produk mobil tersebut.

Adapun Distributor Honda di Singapura, Kah Motors, mengaku masih menunggu informasi resmi dari Honda Motor Co di Jepang. Berdasarkan pengecekan, diketahui bahwa bagian masterswitch power window pada City buatan 2007–2008 di Indonesia sama dengan spesifikasi di AS dan sejumlah negara yang terkena recall, yakni menggunakan produksi OMRON.

Adapun bagian master switch power window Honda Jazz di Indonesia berbeda lantaran menggunakan produksiToyo Denso. ”Sebenarnya, belum ada laporan kejadian masalah switch power windowHonda City di dunia. Hanya Honda Jazz yang muncul 19 kasus di Irlandia, Amerika Serikat, Inggris, dan Afrika Selatan. Namun, karena part-nya sama dengan milik Honda Jazz yang bermasalah, komponen itu harus diganti atau diberi treatment,” terang Jonfis. (donny apriliananda/ arif dwi cahyono/ sandra karina/AFP/Rtr/ Automotive World/yanto kusdianto/ahmad senoadi)

newbie nih...^^

blog baru... masih belum ada isinya...
hhehehe